Betapa SENSUAL aksi MELUCUTI pakaian dalam berhubungan intim!!

TAMPIL bugil menjadi akhir dari cerita indah Anda dan pasangan di ranjang. Namun nyatanya, tidak semua wanita ingin terburu-buru menuntaskan setiap aksi ”liar” bersama pasangan. Terutama saat masing-masing pasangan melucuti pakaian.




Konon, wanita lebih membutuhkan waktu foreplay lebih lama ketika bergumul dengan pasangannya. Berbeda dengan pria yang sering kali terkesan terburu-buru ingin menuntaskan pergumulan dengan intercourse.

Di sinilah tantangan yang harus pria hadapi untuk senantiasa memberikan kesan baik kepada pasangannya. Pria harus mengetahui aturan main selama berhubungan seksual. Tidak hanya mengenal suasana hati pasangan sedang mood atau tidak. Tetapi juga dituntut kreatif untuk menambah bumbu bercinta saat foreplay berlangsung.

Anda bisa melakukan petting terlebih dahulu sebelum melucuti satu per satu pakaian yang pasangan kenakan. Sentuhan serta cumbuan lembut pada bagian vital wanita bisa meninggalkan sensasi tersendiri.

Petting merupakan aktivitas seksual untuk memberi kode bahwa seseorang ingin melanjutkan ke hubungan yang lebih intim. Tetap mengenakan busana lengkap sembari saling meraba dan bercumbu disinyalir bisa membuat hasrat wanita menyala. Dan hal ini berlaku juga untuk pria.

Konon, merangsang pria dengan sedikit sentuhan ataupun menggunakan kode seks rahasia yang biasa dilakukan bersama, bisa menghidupkan kehidupan seks semakin membara. Tak heran, bila sebelum melucuti baju masing-masing, Mr P sudah dalam kondisi ”siap” beraksi.

"Pria benar-benar malu ketika berhadapan dengan pasangannya dengan kondisi pakaian terlucuti, namun penisnya telah berereksi,” kata Dr Veena Singh, seorang seksolog India, seperti dilansir Times of India.

Lain lagi dengan hal yang dirasakan wanita ketika asik melakukan petting. "Wanita paling menikmati aksi spontan pria melucuti pakaiannya. Terlebih lagi pakaian dalam mereka. Di mana pria bisa memainkan jari-jemari tangannya untuk mengelus setiap bagian kulit tubuh wanita," tukas Sex Coach Patti Britton PhD.